sinopsis endless love episode 1
Para Pemain :
Song Hye Kyu sebagai En Xi
Song Seung Hun Jun Xi
Won Bin sebagai A Tai
Han Cae Young sebagai Xin Ai
Kisah ini dimulai dari seorang anak kecil yang bermain di dalam ruangan penuh dengan bayi-bayi yang baru dilahirkan. Tanpa merasa tau apa yang sedang ia lakukan, anak itu mencabut salah satu kartu nama yang tertempel di salah satu box bayi itu dan menjatuhkannya kemudian suster datang dan memarahi orang tua si anak yang dengan sengaja meninggalkan anaknya bermain di dalam ruangan penyimpanan bayi. Dengan cepat dan tanpa ragu suster memasang kembali dua kartu nama dan memasang pada box bayi.
Kita
lanjut ke sebuah perbukitan hijau yang indah ada dua orang yang sedang
bersepeda berdampingan dan kelihatan sangat bahagia. Lalu di sebuah
ruangan kelas ada seorang siswa yang sedang melukis dengan serius dan
tiba-tiba seorang siswi masuk ke ruangan tersebut dan menangis tanpa
melihat sekelilingnya. Gadis itu membuka sebuah surat (kayaknya sih
surat cinta dan mianhe karena aku ga tau nama cewe ini siapa ..) dan
meremasnya dengan penuh kekesalan dia berteriak aku benci kau Jun Xi dan
setelah ia menengok ternyata orang yang ia teriaki nama nya ada di
dalam ruangan yang sama dan sedang melihat ke arahnya.
Lalu
gadis itu menanyakan kenapa Yin Jun Xi membuang surat dari nya, karena
pertanyaan itu membuat Jun Xi marah. Kalau aku membuangnya memang kenapa
?? Apa kau tak menyukaiku ?? dan pada saat itu Yin En Xi berdiri di
depan pintu dan mereka berdua melihat En Xi lalu gadis itu tiba-tiba
menampar pipi Jun Xi dan pergi meninggalkan mereka berdua. Setelah
kepergian gadis itu En Xi pun masuk membawa setumpuk kertas (kayaknya
sih surat cinta lagi, ternyata Jun Xi banyak penggemarnya ya …). Sebelum
En Xi memberikan surat-surat itu Jun Xi sudah berkata bahwa ia telah
menyukai seseorang, tapi En Xi tetap memberikan surat-surat itu dengan
segera Jun Xi pun membuangnya ke tong sampah tanpa melihat terlebih
dahulu surat dari siapa itu. Ternyata para gadis yang menitipkan surat
pada En Xi sedang menunggu di luar kelas setelah Jun Xi meninggalkan En
Xi lalu mereka segera menghampiri En Xi dan menanyakan bagaimana surat
dari mereka dan Jun Xi bilang apa pada En Xi. En Xi pun menunjuk ke tong
sampah di depan mereka. Mereka mengeluh kenapa Jun Xi begitu
keterlaluan. En Xi hanya bisa tersenyum melihatnya dan segera berlari
menyusul kakaknya ke tempat parkir sepeda. Di perjalanan En Xi minta
maaf karena ia melakukan hal yang Jun Xi tidak suka, lalu En Xi
menasehati kakaknya itu untuk segera mencari pacar agar para gadis tidak
mengejarnya lagi. En Xi menanyakan siapa gadis yang Jun Xi suka. Dan
Jun Xi pun menjawab itu rahasia dan minta En Xi jangan memberitahukan
ayah dan ibu mereka. Tiba-tiba hujan turun dengan deras nya mereka tetap
melanjutkan perjalanan dan basah kuyup lalu mereka berteduh di depan
pabrik kosong sambil menunggu hujan reda. Karena En Xi tidak suka dengan
keadaan basah kuyup ia pun membuka roknya dan hanya memakai rok
daleman. Jun Xi panik dan berkata mau apa kau ?? sambil tertawa ia
bertanya pada En Xi sejak kapan ia mulai memakai rok dalam.
Sesampainya
di rumah En Xi mandi bersama ibu mereka berdua saling mengosok punggung
dan mengobrol dengan hangat dan bercanda. Ibu pun memegang dada En Xi
dan menjailinya dengan bertanya kapan berubah jadi sebesar ini ?? En Xi
hanya menjawab nanti aku akan sebesar ibu, Ibu pun tertawa mendengar
jawaban anaknya itu. En Xi pun bergantian menggosok punggung ibu nya dan
tiba-tiba En Xi bilang bahwa telinga ibu dan nenek tebal sedangkan
telinganya sendiri tipis tidak sama dan ia tanpa berfikir berceloteh
sepertinya ia bukan anak ibu nya karena mereka tidak mirip dan ia hanya
anak pungut.
Ibunya
menjawab jangan bicara sembarangan dan memuji anaknya bahwa ia
benar-benar cantik. Setelah selesai mereka pun makan bersama dan ibu
memberitahu bahwa En Xi sudah dewasa, karena muka En Xi malu Jun Xi pun
terus meledeknya sampai akhirnya mereka berdua kejar-kejaran.
Lalu keesokan paginya mereka berangkat sekolah naik sepeda. Karena En Xi
belum lancar naik sepeda Jun Xi pun menuntun nya sampai di tengah
perjalanan Jun Xi pun melepasnya. En Xi marah-marah karena takut tapi
akhirnya mereka sampai juga ke sekolah. En Xi bercerita kalau ia akan
mencalonkan menjadi ketua kelas dan akan mengalahkan Cui Xin Ai (Cui Sin
Ai ini adalah teman sekelas En Xi yang selalu jahat dan iri terhadap En
Xi mereka berdua selalu saingan dalam berbagai hal ..) Jun Xi bertanya
siapa Xin Ai ?? En Xi menjawab ia adalah lawanku. Kenapa ia menjahatimu
?? Tanya Jun Xi sedikit khawatir tapi En Xi menjawabnya tidak. Lalu
mereka berpisah ke kelas masing-masing (Jun Xi berada di kelas 2 dan En
Xi berada di kelas 1 ..) sesampainya di lorong kelas Jun Xi di hampiri
dua siswi yang menunggunya. Gadis itu langsung bertanya apakah ia Jun Xi
dan ia juga yang menggambar seluruh lukisan tersebut. Karena merasa
asing Jun Xi hanya menjawab kau adik kelas kenapa datang mencariku.
Gadis
itu langsung pada intinya bahwa ia akan mengikuti pameran puisi dan
ingin meminta tolong Jun Xi yang membuat latar belakang gambar nya. Jun
Xi bilang ini adalah pertama kalinya mereka bertemu dan tidak ada alasan
untuk Jun Xi menolongnya. Gadis itu kecewa dengan jawaban Jun Xi ia pun
langsung berlari keluar dan temannya bingung karena ditinggalkan ia
hanya bisa memanggil Xin Ai … Cun Xin Ai … Tiba-tiba Jun Xi ingat
setelah mendengar nama itu dan ia memanggil kembali teman Xin Ai dan
bertanya apakah ia Xin Ai kelas 1-2 ?? teman Xin Ai menjawab iya.
Sedangkan
di dalam kelas 1-2 Ibu guru sedang memimpin jalannya penghitungan suara
atas pemilihan ketua kelas antara Yin En Xi dan Cui Xin ai. Setelah
penghitungan suara selesai En Xi mendapatkan 29 suara sedangkan Xin Ai
mendapatkan 16 suara. Akhirnya En Xi lah yang menjadi ketua kelas dan
Xin Ai menjadi wakilnya. Bukan itu saja En Xi pun menjadi juara 1 umum.
En Xi sangat bahagia atas keputusan ini sedangkan Xin Ai hanya bisa
menahan kekesalannya dan ia tidak berhenti terus melihat kearah En Xi.
Setelah selesai penghitungan suara Ibu guru memberitahukan bahwa akan
diadakan pameran puisi minggu depan yang di rekomendasikan adalah En Xi
dan Xin Ai tapi keputusan dari Ibu guru yang ikut adalah En Xi karena
semester sebelumnya Xin Ai sudah pernah mengikutinya lagipula En Xi
mempunyai seorang kakak yang pandai melukis itu pasti bisa membantu En
Xi dalam pameran puisi tersebut. Xin Ai semakin merasa marah karena ia
terkalahkan lagi oleh En Xi.
Saat pelajaran olahraga semua siswa keluar lapangan sedangkan Xin Ai tidak ikut olahraga. Tiba-tiba satu sekolah gempar dengan adanya rok dalam ada di atas pohon ternyata itu adalah rok dalam En Xi. Dengan cepat En Xi memanjat pohon dan berhasil mendapatkannya, Jun Xi melihat adiknya dari kejauhan dan ia tahu siapa yang telah mengerjai adiknya itu. Di perjalanan pulang En Xi bilang bahwa Jun Xi jangan marah dengan kejadian tadi, ia juga tidak tahu siapa pelakunya tapi karena teman En Xi tahu ia langsung bicara kalau Xin Ai lah pelakunya.
Tak lama kemudian Jun Xi melihat Xin Ai dan berniat menghampirinya. Karena panik En Xi pun mengejar kakaknya tanpa di duga datang sebuah truk dan menambrak En Xi, Jun Xi mendengar teriakan itu ia pun langsung berbalik membawa En Xi segera ke rumah sakit. Di rumah sakit Jun Xi sedang menunggu kedatangan orang tua mereka. Beberapa menit kemudian orang tua nya pun datang langsung bertanya bagaimana kondisi En Xi. Jun Xi memberitahukan bahwa En Xi sangat parah dan harus segera di operasi.
Setelah itu orang tua Jun Xi dan En Xi masuk ke ruangan dokter. Dokter bilang bahwa waktu operasi tidak memakan waktu yang lama untuk itu mereka harus mendonorkan darah mereka. Karena darah En Xi B maka dokter bertanya siapakah yang mempunyai golongan darah yang sama ??. Orang tua Jun Xi malah terlihat bingung atas pertanyaan dokter karena golongan darah mereka berdua sama-sama O bukan B. Setelah itu mereka pergi untuk pengecekan darah. Menunggu beberapa saat hasilnya pun keluar dan benar, bahwa golongan darah Tuan Yin adalah O dan Nyonya Yin juga O. Tuan Yin pun bertanya pada kepala laboratorium tersebut kalau kami berdua darahnya O apakah mungkin memiliki anak yang berdarah B. Jawaban kepala lab tersebut adalah tidak. Setelah mendengar penjelasan itu Nyonya Yin pun lemas tak habis pikir kenapa bisa begini !!.
Di perjalanan pulang Tuan Yin berkata pada istrinya bahwa ada yang ingin ia bicarakan tapi Nyonya Yin menolak ia berkata kalau ia tidak akan pulang dan akan kembali ke rumah sakit menemani En Xi dan tidak ada yang perlu dibicarakan (ibunya sepertinya sudah tau kemana arah pembicaraan suaminya itu ..) Tuan Yin langsung berkata kalau golongan darah mereka beda dengan En Xi ia rasa mungkin En Xi bukan anak kita. Sementara Jun Xi sedang menunggu En Xi dirumah sakit dan melayani segala yang En Xi mau. Tuan Yin sedang berada di rumah sakit tempat dimana En Xi dulu dilahirkan. Ada 2 bayi yang dilahirkan yang satu Li Jin Hua dan satu lagi Chin Chun Yun, mereka memiliki dua darah yang beda O dan B jika anakmu berdarah B mungkin saat lahir tertukar. Disitu pula amarah Tuan Yin tidak bisa dibendung lagi ia menyalahkan perawat rumah sakit yang tidak benar dalam bekerja.
Di suatu jalan Jun Xi mengikuti Xin Ai ia memanggilnya. Ia bilang pada Xin Ai kalau ia mau menolong Xin Ai pada pameran puisi itu asal ia tidak menjahati En Xi lagi. Tapi Xin Ai tidak mengaku kalau ia telah menjahati En Xi, ia menjawab ia tidak mau di ancam oleh Jun Xi tapi ia ada satu syarat yang harus dilakukan Jun Xi, ia harus berlutut di hadapan Xin Ai.
Tanpa di duga Jun Xi pun berlutut seraya memohon agar Xin Ai tidak mengerjai adiknya lagi (duh so sweet banget ya Jun Xi rela berkorban harga diri demi adik kesayangannya ..) Tanpa sengaja Jun Xi melihat mobil ayahnya berhenti di tempat yang sama tidak jauh darinya. Ayah dan ibunya menghampiri sebuah kedai makan dimana di dpn kedai itu sedang terjadi keributan. Jun Xi sedikit heran apa yang di lakukan orang tuanya ia pun mengikuti dari belakang.
Tuan dan Nyonya Yin sudah masuk di dalam kedai itu ia di sapa oleh pemiliki kedai sebut saja Ajhuma. Nyonya Yin sedikit kaget dengan keadaan kedai itu. Ajhuma tadi berkata siapa kalian ?? sepertinya kalian datang kesini ada hal lain bukan untuk makan. Lalu Tuan Yin langsung pada pokok permasalahan, apakah anakmu lahir pada tgl 4 Oktober ?? dan dilahirkan di rumah sakit Jia Lin. Ajhuma tadi heran kenapa kau bisa tau semua tentang anakku, sebenarnya apa yang kalian mau ??. Nyonya Yin marah karena suaminya membohonginya dengan membawa ia kesitu dan ajhuma pun tidak mengerti mengapa mereka bertengkar di rumahnya. Akhirnya perkataan Tuan Yin menghentikan semuanya, putri kami tertukar dengan putrimu di rumah sakit, aku sudah mengecek ke rumah sakit. Dan tanpa mereka sadari Jun Xi melihat dan mendengar dengan jelas semua perkataan ayahnya itu. Nyonya Yin langsung menemui En Xi di rumah sakit ia tidak mau di temani suaminya. Sesampainya di kamar En Xi sedang membaca buku ia bingung kenapa ibunya malam-malam begini datang dan ia berkata kalau ia bukan anak kecil lagi yang harus di temani. Ibu berkata kalau mala mini hujan, dan En Xi pasti takut sendirian maka dari itu ia datang menemani En Xi. Siapapun tak ada yang bisa menyakitimu dan ibu pasti akan melindungimu sampai dewasa sambil terus Nyonya Yin memeluk En Xi dengan erat. Sedangkan En Xi sendiri bingung dengan apa yang ibunya lakukan.
Dan setelah adegan ini kita flashback pada masa lalu dimana ada seorang anak kecil yang bermain-main dengan kartu nama, ternyata anak itu adalah Jun Xi kecil yang sedang di tinggal oleh Tuan Yin untuk mengambil kamera di kamar rawat Nyonya Yin setelah melahirkan. Setelah kejadian ini Nyonya Yin pulang dan mengusulkan pada suaminya agar mereka semua pindah ke amerika dan melupakan kejadian ini. Sedangkan yang menemani En Xi adalah Jun Xi, En Xi merasa heran kenapa hari ini Jun Xi dan ibu bergantian menjaganya.
Jun Xi : En Xi jika kita bukan saudara, apa aku ada kesempatan bertemu lagi ?? En Xi : tentu ada, kita sudah ditakdirkan bersama ini takkan berubah Jun Xi : baik, kita jamsut kalau kau menang berarti takdir En Xi : Baik jamsut siapa takut Lalu pikiran Jun Xi pun mengingat-ingat setiap kali mereka berdua jamsut En Xi selalu kalah karena En Xi selalu mengeluarkan batu, dan kali ini Jun Xi akan mengalah agar semua ini benar-benar menjadi takdir untuk mereka bertemu kembali. Dan ternyata benar En Xi mengeluarkan batu maka sebelumnya Jun Xi berfikir akan mengeluarkan gunting agar ia kalah.
Keesokan harinya di sekolah Jun Xi dan En Xi sedang menggelar acara pameran lukisan. Tuan dan Nyonya Yin datang sebagai wali murid. Saat berjalan menuju tempat acara Tuan Yin berkata pada istrinya apa ia benar-benar tidak ingin melihat anak itu. Nyonya Yin bilang bahwa ia tidak akan melepas En Xi. Tiba-tiba di Nyonya Yin melihat ajhuma yang di kedai tempo dulu yang tidak lain adalah ibu asuh dari anak kandungnya sendiri. Tiba-tiba Xin Ai datang dan marah-marah karena melihat ibunya datang. Akhirnya keluarga Yin dan ajhuma serta Xin Ai saling pandang tanpa bicara satu sama lain. Keluarga Yin terlihat kaget dengan apa yang baru mereka lihat tapi berbeda dengan ajhuma itu ia tampak senang dan tanpa henti memandang wajah En Xi.
Saat pelajaran olahraga semua siswa keluar lapangan sedangkan Xin Ai tidak ikut olahraga. Tiba-tiba satu sekolah gempar dengan adanya rok dalam ada di atas pohon ternyata itu adalah rok dalam En Xi. Dengan cepat En Xi memanjat pohon dan berhasil mendapatkannya, Jun Xi melihat adiknya dari kejauhan dan ia tahu siapa yang telah mengerjai adiknya itu. Di perjalanan pulang En Xi bilang bahwa Jun Xi jangan marah dengan kejadian tadi, ia juga tidak tahu siapa pelakunya tapi karena teman En Xi tahu ia langsung bicara kalau Xin Ai lah pelakunya.
Tak lama kemudian Jun Xi melihat Xin Ai dan berniat menghampirinya. Karena panik En Xi pun mengejar kakaknya tanpa di duga datang sebuah truk dan menambrak En Xi, Jun Xi mendengar teriakan itu ia pun langsung berbalik membawa En Xi segera ke rumah sakit. Di rumah sakit Jun Xi sedang menunggu kedatangan orang tua mereka. Beberapa menit kemudian orang tua nya pun datang langsung bertanya bagaimana kondisi En Xi. Jun Xi memberitahukan bahwa En Xi sangat parah dan harus segera di operasi.
Setelah itu orang tua Jun Xi dan En Xi masuk ke ruangan dokter. Dokter bilang bahwa waktu operasi tidak memakan waktu yang lama untuk itu mereka harus mendonorkan darah mereka. Karena darah En Xi B maka dokter bertanya siapakah yang mempunyai golongan darah yang sama ??. Orang tua Jun Xi malah terlihat bingung atas pertanyaan dokter karena golongan darah mereka berdua sama-sama O bukan B. Setelah itu mereka pergi untuk pengecekan darah. Menunggu beberapa saat hasilnya pun keluar dan benar, bahwa golongan darah Tuan Yin adalah O dan Nyonya Yin juga O. Tuan Yin pun bertanya pada kepala laboratorium tersebut kalau kami berdua darahnya O apakah mungkin memiliki anak yang berdarah B. Jawaban kepala lab tersebut adalah tidak. Setelah mendengar penjelasan itu Nyonya Yin pun lemas tak habis pikir kenapa bisa begini !!.
Di perjalanan pulang Tuan Yin berkata pada istrinya bahwa ada yang ingin ia bicarakan tapi Nyonya Yin menolak ia berkata kalau ia tidak akan pulang dan akan kembali ke rumah sakit menemani En Xi dan tidak ada yang perlu dibicarakan (ibunya sepertinya sudah tau kemana arah pembicaraan suaminya itu ..) Tuan Yin langsung berkata kalau golongan darah mereka beda dengan En Xi ia rasa mungkin En Xi bukan anak kita. Sementara Jun Xi sedang menunggu En Xi dirumah sakit dan melayani segala yang En Xi mau. Tuan Yin sedang berada di rumah sakit tempat dimana En Xi dulu dilahirkan. Ada 2 bayi yang dilahirkan yang satu Li Jin Hua dan satu lagi Chin Chun Yun, mereka memiliki dua darah yang beda O dan B jika anakmu berdarah B mungkin saat lahir tertukar. Disitu pula amarah Tuan Yin tidak bisa dibendung lagi ia menyalahkan perawat rumah sakit yang tidak benar dalam bekerja.
Di suatu jalan Jun Xi mengikuti Xin Ai ia memanggilnya. Ia bilang pada Xin Ai kalau ia mau menolong Xin Ai pada pameran puisi itu asal ia tidak menjahati En Xi lagi. Tapi Xin Ai tidak mengaku kalau ia telah menjahati En Xi, ia menjawab ia tidak mau di ancam oleh Jun Xi tapi ia ada satu syarat yang harus dilakukan Jun Xi, ia harus berlutut di hadapan Xin Ai.
Tanpa di duga Jun Xi pun berlutut seraya memohon agar Xin Ai tidak mengerjai adiknya lagi (duh so sweet banget ya Jun Xi rela berkorban harga diri demi adik kesayangannya ..) Tanpa sengaja Jun Xi melihat mobil ayahnya berhenti di tempat yang sama tidak jauh darinya. Ayah dan ibunya menghampiri sebuah kedai makan dimana di dpn kedai itu sedang terjadi keributan. Jun Xi sedikit heran apa yang di lakukan orang tuanya ia pun mengikuti dari belakang.
Tuan dan Nyonya Yin sudah masuk di dalam kedai itu ia di sapa oleh pemiliki kedai sebut saja Ajhuma. Nyonya Yin sedikit kaget dengan keadaan kedai itu. Ajhuma tadi berkata siapa kalian ?? sepertinya kalian datang kesini ada hal lain bukan untuk makan. Lalu Tuan Yin langsung pada pokok permasalahan, apakah anakmu lahir pada tgl 4 Oktober ?? dan dilahirkan di rumah sakit Jia Lin. Ajhuma tadi heran kenapa kau bisa tau semua tentang anakku, sebenarnya apa yang kalian mau ??. Nyonya Yin marah karena suaminya membohonginya dengan membawa ia kesitu dan ajhuma pun tidak mengerti mengapa mereka bertengkar di rumahnya. Akhirnya perkataan Tuan Yin menghentikan semuanya, putri kami tertukar dengan putrimu di rumah sakit, aku sudah mengecek ke rumah sakit. Dan tanpa mereka sadari Jun Xi melihat dan mendengar dengan jelas semua perkataan ayahnya itu. Nyonya Yin langsung menemui En Xi di rumah sakit ia tidak mau di temani suaminya. Sesampainya di kamar En Xi sedang membaca buku ia bingung kenapa ibunya malam-malam begini datang dan ia berkata kalau ia bukan anak kecil lagi yang harus di temani. Ibu berkata kalau mala mini hujan, dan En Xi pasti takut sendirian maka dari itu ia datang menemani En Xi. Siapapun tak ada yang bisa menyakitimu dan ibu pasti akan melindungimu sampai dewasa sambil terus Nyonya Yin memeluk En Xi dengan erat. Sedangkan En Xi sendiri bingung dengan apa yang ibunya lakukan.
Dan setelah adegan ini kita flashback pada masa lalu dimana ada seorang anak kecil yang bermain-main dengan kartu nama, ternyata anak itu adalah Jun Xi kecil yang sedang di tinggal oleh Tuan Yin untuk mengambil kamera di kamar rawat Nyonya Yin setelah melahirkan. Setelah kejadian ini Nyonya Yin pulang dan mengusulkan pada suaminya agar mereka semua pindah ke amerika dan melupakan kejadian ini. Sedangkan yang menemani En Xi adalah Jun Xi, En Xi merasa heran kenapa hari ini Jun Xi dan ibu bergantian menjaganya.
Jun Xi : En Xi jika kita bukan saudara, apa aku ada kesempatan bertemu lagi ?? En Xi : tentu ada, kita sudah ditakdirkan bersama ini takkan berubah Jun Xi : baik, kita jamsut kalau kau menang berarti takdir En Xi : Baik jamsut siapa takut Lalu pikiran Jun Xi pun mengingat-ingat setiap kali mereka berdua jamsut En Xi selalu kalah karena En Xi selalu mengeluarkan batu, dan kali ini Jun Xi akan mengalah agar semua ini benar-benar menjadi takdir untuk mereka bertemu kembali. Dan ternyata benar En Xi mengeluarkan batu maka sebelumnya Jun Xi berfikir akan mengeluarkan gunting agar ia kalah.
Keesokan harinya di sekolah Jun Xi dan En Xi sedang menggelar acara pameran lukisan. Tuan dan Nyonya Yin datang sebagai wali murid. Saat berjalan menuju tempat acara Tuan Yin berkata pada istrinya apa ia benar-benar tidak ingin melihat anak itu. Nyonya Yin bilang bahwa ia tidak akan melepas En Xi. Tiba-tiba di Nyonya Yin melihat ajhuma yang di kedai tempo dulu yang tidak lain adalah ibu asuh dari anak kandungnya sendiri. Tiba-tiba Xin Ai datang dan marah-marah karena melihat ibunya datang. Akhirnya keluarga Yin dan ajhuma serta Xin Ai saling pandang tanpa bicara satu sama lain. Keluarga Yin terlihat kaget dengan apa yang baru mereka lihat tapi berbeda dengan ajhuma itu ia tampak senang dan tanpa henti memandang wajah En Xi.
-Bersambung-
Tidak ada komentar:
Posting Komentar